Saat Anda memutuskan untuk memiliki anak, Anda tentu sudah harus siap juga dengan tanggung jawab yang menyertainya. Tidak hanya soal mengasuh dan mencukupi kebutuhan sehari-hari, anak juga perlu mendapatkan pendidikan terbaik.

Berikut 8 Tips Perencanaan Biaya pendidikan anak. Jangan lupa komen dan follow sosial media BPR CMA ya untuk info dan tips menarik lainnya!

  1. Perencanaan yang Matang

    Biaya pendidikan setiap tahun akan semakin mahal. Itu pasti. Ambil contoh, saat ini anak Anda masih berusia 2 tahun—dan biaya masuk SD favorit adalah sekitar Rp5 juta. Maka 5 tahun kemudian saat ananda waktunya masuk sekolah, biayanya bisa naik menjadi Rp10 juta.

    Hal ini tidak hanya terjadi di kota besar. Bahkan di kota kecil sekalipun, uang pangkal masuk sekolah dasar sudah menyentuh angka Rp5 juta. Untuk itulah diperlukan perencanaan yang matang. Planning ini tentu harus disesuaikan dengan tahun masuk dan sekolah mana yang ingin Anda pilih. Semakin bagus kualitas suatu sekolah, biasanya semakin mahal biaya masuknya.

    Barangkali anak Anda memang masih belum waktunya bersekolah, tapi ingat, jangan pernah MENUNDA melakukan perencanaan—terlebih memakai tabungan pendidikan untuk keperluan lain. Jika kesulitan merencanakan pendidikan anak, Anda bisa menyewa jasa financial planner.

  2. Perhitungkan dengan Teliti

    Setelah memilih sekolah, tugas Anda selanjutnya adalah melakukan survei kecil-kecilan untuk mengetahui besaran biaya, termasuk SPP, uang pangkal, berapa jumlah uang buku, iuran, dan sebagainya. Angka ini bisa Anda jadikan patokan untuk membuat estimasi jumlah dana pendidikan yang harus dikeluarkan beberapa tahun yang akan datang.

    Dengan begitu, Anda bisa memperkirakan dengan detail berapa kisaran uang yang harus ditabung setiap bulannya agar cukup untuk melunasi biaya sekolah si kecil. Nantinya, Anda tidak akan terlalu dipusingkan karena harus mengeluarkan banyak uang sekaligus.

  3. Perkirakan Waktu dengan Bijak
    Jangan sampai keliru memperkirakan waktu ketika menyusun pendidikan anak, sebab hal ini erat kaitannya dengan durasi menabung dan besar uang yang harus Anda investasikan setiap bulannya. Sebagai ilustrasi:

    • Masuk TK/PAUD/Playgroup > sekitar 4 tahun dari sekarang. Anda perlu menyiapkan investasi jangka menengah
    • Masuk SD > sekitar 6 tahun dari sekarang. Investasi jangka menengah (bisa juga panjang) wajib Anda siapkan
    • Masuk SMP > 12 tahun dari sekarang. Investasi jangka panjang
    • Masuk SMA > 15 tahun dari sekarang. Investasi jangka panjang
    • Masuk universitas > 18 tahun dari sekarang. Investasi yang dibutuhkan adalah yang jangka panjang

    Nah, Anda wajib membuat perkiraan secara teliti. Jangan sampai meleset memperkirakan kapan anak akan masuk SD, dan seterusnya, agar tak repot di kemudian hari.

  4. Cerdas Memilih Produk Investasi
    Ada banyak sekali produk investasi yang Anda pilih sesuai dengan keinginan, mulai dari saham, reksa dana, asuransi pendidikan, tabungan berjangka, deposito. Tentukan mana yang menurut Anda paling mendekati kebutuhan pendidikan si kecil, pelajari kekurangan dan kelebihan masing-masing produk investasi, dan ketahui manfaat apa saja yang akan Anda peroleh.

    Perhatikan juga jangka waktu dan besaran investasi yang harus Anda setorkan setiap bulannya. Yang paling penting, pastikan jumlah uang yang didepositokan cukup untuk menutup biaya pendidikan anak dalam beberapa tahun ke depan.

    Tabungan berjangka di BPR CMA bunga sampai dengan 8.5%/tahun dan AMAN dijamin LPS. Anda tak perlu khawatir kemanan dan perkembangan dana anda jika menempatkan di tempat yang tepat seperti BPR CMA

  5. Sisihkan Pendapatan
    Anda mungkin masih sering berpikir kalau pendidikan anak bisa dipikir nanti sambil berjalan, sementara uang bisa dipakai dulu untuk kebutuhan, rekreasi, dan semacamnya. Mencari hiburan bukan hal yang salah, tapi pendidikan anak juga tidak boleh disepelekan.

    Lebih baik, konsistenlah untuk menyisihkan sebagian uang dari pendapatan untuk biaya sekolah anak kelak—bahkan meskipun Anda belum memiliki anak. Menabung sejak dini untuk pendidikan akan meringankan Anda dan pasangan nantinya.

  6. Sesuaikan dengan Jumlah Anak
    Semakin banyak anak yang Anda punya, tentu semakin besar pula tabungan pendidikan yang harus Anda siapkan. Pastikan untuk membuat perencanaan keuangan yang matang sesuai dengan jumlah dan usia anak, terlebih jika usia mereka saling berdekatan.
  7. Memilih Sekolah
    Pemilihan sekolah juga berpengaruh terhadap besaran biaya yang harus dikeluarkan. Makin elite suatu sekolah, makin mahal pula uang masuk dan bulanannya. Sebagai orang tua, Anda perlu berpikir bijak tentang hal ini. Pertimbangkan dengan baik apakah sekolah tersebut betul-betul berkualitas dari segi pengajaran, sarana & prasarana, lingkungan, dan sebagainya.

    Abaikan dulu gengsi. Sekolah yang bagus bukan berarti yang bangunannya mewah dengan uang bulanan selangit. Yang paling penting, apakah si kecil nyaman dan senang belajar di sana? Karena bagaimanapun yang akan menjalani adalah anak-anak, bukan Anda.

  8. Perhatikan Inflasi
    Sedikit banyak, inflasi berpengaruh terhadap jumlah biaya pendidikan anak yang harus Anda keluarkan nantinya. Rerata kenaikan biaya sekolah adalah 15%-20% per tahun. Bahkan ada lembaga pendidikan yang kenaikan uang iurannya bisa mencapai 10% setiap semester.

    Akan semakin rumit jika orang tua berencana menyekolahkan anak di luar negeri—yang artinya biaya pendidikan harus disesuaikan dengan kurs dollar. Jumlah ini belum termasuk biaya hidup sehari-hari, yang bisa jadi malah lebih mahal dari biaya pendidikannya sendiri.

    Nah, itulah faktor-faktor penting yang wajib Anda perhatikan ketika merencanakan biaya sekolah untuk anak. Pendidikan memang mahal, tapi juga merupakan investasi tak ternilai yang bisa Anda berikan kepada anak-anak dan akan terus berguna sampai kapan pun.

    Sumber:tamasia